[DASAR-DASAR KEIMANAN] Alam Nyata dan Alam Ghaib

Ciptaan Alloh meliputi dua alam: “alam nyata” yaitu alam yang bisa digapai dengan panca-indra dan “alam ghaib” yaitu alam yang pada dasarnya tidak bisa digapai dengan panca-indra.

Keyakinan tentang alam nyata diserahkan kepada panca-indra dan analisa otak, sedangkan alam ghaib, meyakininya hanya sebatas apa yang Alloh kabarkan melalui al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi-Nya, tidak boleh melebihi itu.

Para Malaikat dan bangsa jin adalah bagian dari alam ghaib.

Alam ghaib dan seisinya mempunyai kaedah-kaedah dan ukuran-ukuran yang kita tidak ketahui dan berbeda dengan alam nyata, karena itu kita tidak bisa mengukur alam ghaib dengan ukuran-ukuran alam nyata. Seperti misalnya alam barzakh dimana terjadi interogasi Malaikat kepada orang yang telah meninggal dunia dan nikmat atau azab kubur adalah kejadian di alam ghaib yang tidak terdeteksi dengan panca-indra atau dengan alat apapun yang dibuat manusia.

Otak kita yang menjadi satu-satunya modal kita untuk berpikir, tidak akan sanggup menangkap gambaran yang tuntas tentang Alloh swt tanpa Alloh sendiri memperkenalkan diri-Nya kepada kita.

Pengenalan kita kepada Alloh melalui alat pikir kita (otak) sangat terbatas. Walaupun demikian hal-hal yang kita dapat dengan cara berpikir bukan sedikit. Dari pengamatan kita pada alam semesta dan pada diri-diri kita sendiri, kita dapati pastinya hanya ada satu pencipta, dimana tidak mungkin alam ini terwujudkan tanpa ada sosok yang menciptakannya dan tidak mungkin ada lebih dari satu pencipta karena semuanya berjalan dengan sangat teratur dan saling isi mengisi dalam sistem ekologi yang sangat akurat. Melalui berpikir, kita pun dapat meyakini bahwa sang pencipta adalah sosok yang sangat bijaksana dan ilmunya serta kesanggupannya tidak terbatas.

Ketika kita tidak sanggup meliput keseluruhan Alloh, maka dengan sendirinya kita pun tidak akan pernah sanggup memahami mayoritas takdir dan perbuatan-Nya yang selalu sangat bijaksana.

Sebagai makhluk yang sangat lemah dan diciptakan oleh pencipta yang maha kuat perkasa lagi berkuasa, maha berilmu dan maha bijaksana, kita tidak berhak dan tidak sepantasnya mempertanyakan apa-apa yang sang pencipta lakukan. Di dalam al-Qur’an Alloh telah menegaskan bahwa diri-Nya tidak untuk dipertanyakan dan Dia-lah yang akan mempertanyakan kita. Alloh pun menegaskan bahwa tidak ada sesuatu apapun juga yang menyerupai diri-Nya.

Sebagai seorang beriman yang meyakini keagungan Alloh, maka kita harus sangat beradab dalam bertanya tentang Alloh dan tidak menjadikan Alloh, Malaikat dan para Nabi sebagai olok-olokan. Kita berhadapan dengan Pencipta yang sangat dahsyat yang menggerakan alam semesta dengan semudah-mudahnya. Kita berhadapan dengan sosok yang memberi kita semua kenikmatan dan sanggup membenamkan kita ke dalam derita. Karena itu semua kita harus sangat berhati-hati dalam menuntut ilmu tentang Alloh.

Bagi para pemula berhati-hatilah agar tidak terjebak oleh pertanyaan-pertanyaan yang sengaja dibuat oleh kaum atheis dan liberal yang banyak mengandung kedurhakaan kepada Alloh. Pertanyaan-pertanyaan itu dibuat sedemikian rupa yang walaupun sangat mudah dijawab, akan tetapi bagi seorang pemula akan menjadi racun yang mengguncang akidahnya.

 

MEDIA LEMBAGA STUDI ISLAM
Website    : www.elssimedia.id
Facebook  : https://www.facebook.com/elssimedia
Telegram  : https://t.me/elssimedia
Instagram : Instagram.com/elssimedia.id/
YTube      : www.youtube.com/@elssimedia

Read Previous

WEBINAR ELSSI #116 “TANDA-TANDA HARI KIAMAT”

Read Next

[RIYADHUS SHOLIHIN] Kewajiban mentaati suami dalam perkara yang ma’ruf

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.